Tes Antigen Sendiri Bahaya, Ini Penjelasan Dokter!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tes antigen sendiri di rumah kini semakin marak. Cara ini dianggap bisa membantu meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan infeksi Covid-19 .
Biasanya tes antigen sendiri sering dilakukan mereka yang harus beraktivitas di luar rumah. Begitu juga bagi mereka yang pekerjaannya sering bertemu dengan orang-orang yang berbeda setiap hari.
"Dasar kita apa sih untuk melakukan pemeriksaan mandiri? Dengan pemeriksaan mandiri itu bisa membantu kewaspadaan dalam pencegahan dari infeksi Covid-19 ini," kata Dokter Umum RS Premier Jatinegara, Dr. Muhammad Fajar Wicaksono.
Meski dapat meningkatkan kewaspadaan, Dr. Muhammad Fajar tidak menyarankan melakukannya sendiri. Pasalnya tes yang dilakukan dengan mengusap bagian dalam rongga hidung dan tenggorokan ini beresiko, terutama jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.
"Tapi kita tekankan sekali lagi bahwa pemeriksaan ini juga bukan berarti tanpa risiko. Misalnya kalau antigen ini itu kan dilakukan usapan hidung dan tenggorokan, itu tetap harus memakai APD yang benar," ujar Dr. Muhammad Fajar dikutip dari kanal YouTube RS Premier Jatinegara, Sabtu (31/7).
Tes antigen seharusnya dilakukan di fasilitas kesehatan (Faskes) dan dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi agar hasilnya akurat.
"Sehingga sangat kita anjurkan untuk rapid antigen ini juga dilakukan oleh faskes dengan menggunakan APD yang benar dengan tenaga yang terlatih sehingga benar-benar hasilnya tetap akurat," tandasnya.
Biasanya tes antigen sendiri sering dilakukan mereka yang harus beraktivitas di luar rumah. Begitu juga bagi mereka yang pekerjaannya sering bertemu dengan orang-orang yang berbeda setiap hari.
"Dasar kita apa sih untuk melakukan pemeriksaan mandiri? Dengan pemeriksaan mandiri itu bisa membantu kewaspadaan dalam pencegahan dari infeksi Covid-19 ini," kata Dokter Umum RS Premier Jatinegara, Dr. Muhammad Fajar Wicaksono.
Meski dapat meningkatkan kewaspadaan, Dr. Muhammad Fajar tidak menyarankan melakukannya sendiri. Pasalnya tes yang dilakukan dengan mengusap bagian dalam rongga hidung dan tenggorokan ini beresiko, terutama jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.
"Tapi kita tekankan sekali lagi bahwa pemeriksaan ini juga bukan berarti tanpa risiko. Misalnya kalau antigen ini itu kan dilakukan usapan hidung dan tenggorokan, itu tetap harus memakai APD yang benar," ujar Dr. Muhammad Fajar dikutip dari kanal YouTube RS Premier Jatinegara, Sabtu (31/7).
Tes antigen seharusnya dilakukan di fasilitas kesehatan (Faskes) dan dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi agar hasilnya akurat.
"Sehingga sangat kita anjurkan untuk rapid antigen ini juga dilakukan oleh faskes dengan menggunakan APD yang benar dengan tenaga yang terlatih sehingga benar-benar hasilnya tetap akurat," tandasnya.
(dra)